hitam

hitam
@rahmi

Selasa, 30 Juni 2015

OBAT TETES HIDUNG
Obat tetes hidung hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan cara meneteskannya atau menyemprotkannya kedalam lubang hidung pada daerah nasofaring (Lucas, 2011:139).
Pada pembuatan tetes hidung ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a.             Viskositas obat tetes hidung
Penambahan methyl selulosa sebanyak 0,5% dapat diperoleh viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung.
b.               Iritasi pada mukosa hidung dapat dikurangi atau dihilangkan jika larutannya besifat isotonis atau sedikit bersifat hipertonis
c.              Isohidris
Keasaman (PH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5-6,5 sedangkan anak-anak antara 5,0-6,7. Rhinitis akut menyebabkan pergeseran PH kearah basa sedangkan peradangan akut menyebabkan pergeseran PH kearah asam. Sebaliknya dapat juga digunakan dapar fosfat PH 6,5
d.      Peralatan yang dibutuhkan
a.    pipet tetes biasa, digunakan dengan meneteskan kedalam lubang hidung
b.    atomizer, digunakan dengan cara disemprotkan dengan tetesan kasar kelubang hidung
c.    nebulizer, digunakan dengan cara disemprotkan dengan tetesan halus ke lubang hidung (Latifah, 2009 : 233).
Preparat yang banyak beredar diperuntukkan bagi pemakaian dalam hidung mengandung zat adrenergik dan digunakn untuk aktivitas pemampatan pada mukosa hidung. Kebanyakan preparat ini dalam bentuk larutan, dan dipakai sebagai tetes atau semprot hidung, tapi diantaranya ada juga yang dalam bentuk jeli hidung (Ansel, 2008:569-571)
  Oxymetazoline merupakan agonis adrenergik α, obat ini biasanya digunakan pada pengobatan pada bagian pernapasan. Di mana pada penyakit ini terjadi penyumbatan atau penyempitan pada saluran pernapasan. Oxymetazoline bereaksi langsung sebagai simpatomimetik dengan aktivitas α-adrenergik sebagai vasikontriktor, menurunkan pembengkakan untuk pengobatan memmbran mukus. Oxymetazoline diindikasikan sebagai dekongestan untuk pengobatan hidung tersumbat (Sweetman, 2009 : 1567).
  Kebanyakan obat adrenergik yang dipakai dalam larutan dekongestan hidung merupakan campuran sintesis yang sama struktur kimia, aktivitas farmakologi, dan efek sampingnya dengan senyawa induknya, konsentrasi zat adrenergik pada kebanyakan larutan hidung sangat rendah dan berkisar antara 0,5 % - 100 %. Untuk kadar dewasa diberikan 0,05 % larutan oxymetazoline dan diaplikasikan sebagai sediaan topikal sebagai tetes hidung atau spray, biasanya digunakan 2-3 kali sehari pada lubang hidung yang diperlukan (Sweetman, 2009 : 1567).
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam formula ini adalah metil selulosa yang digunakan sebagai pemviskosdimana kelebihan dari bahan tambahan ini yaitu dengan penambahan metil selulosa sebanyak 0,5% dapat diperoleh viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung. Sebagai bahan pengawet digunakan benzalkonium klorida yang digunakan sebagai agen antimikroba, antiseptic, desinfektan, agen peningkat kelarutan, serta agen pembasah. Dalam formulasi digunakan pendapar sodium fosfat dibasic dan sodium fosfat monobasic, bahan tambahan lainnya yang digunakan yaitu dinatrium EDTA sebagai agen penghelat, untuk agen pengisotonis digunakan natrium klorida dan terakhir bahan pembawa yang digunakan yaitu aqua pro injeksi (Ritiasa, 2013)
Adapun pada cara pengerjaan, disiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian disterilkan. Lalu bahan yang digunakan ditimbang sesuai hasil perhitungan. Dapar fosfat dibuat dengan cara melarutkan dinatrium hidrogen fosfat dan natrium dihidrogen fosfat dalam 80 ml air untuk injeksi. Ke dalam larutan dapar fosfat dilarutkan oxymetazoline. Benzalkonium klorida ditambahkan ke dalam larutan, kemudian ditambahkan dinatrium EDTA dan dihomogenkan. pH larutan diatur pada pH 6,0. Larutan dicukupkan dengan API sebanyak 10 ml lalu disaring. Setelah disaring, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol tetes hidung berwarna coklat lalu ditutup. Botol yang telah berisi larutan sediaan kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit, lalu didinginkan. Botol diberi etiket kemudian dimasukkan ke wadah eksternal disertai brosur (Latifah, 2009).
Dalam pembuatan obat tetes hidung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1.      Viskositas
Penambahan metil cellulose sebanyak 0,5 % untuk mendapatkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung.
2.      Isotonis
Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit hipertonis. Namun, larutan yang sangat encer atau sangat pekat akan menyebabkan iritasi mukosa hidung. Untuk tonisitas, kita dapat menambahkan NaCl atau Dekstrosa.
3.      Isohidris
Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 – 6,5, sedangkan anak antara 5,0 – 6,7. Rhintis akut menyebabkan pergeseran pH ke arah basa, sedangkan peradangan akut menyebabkan pergeseran pH ke arah asam. Sebaiknya, kita menggunakan dapar phosphat pH 6,5.
Mekanisme kerja oxymetazoline yaitu sebagai agen simpatotimetik yang mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Oxymetazoline memperbaiki jalan napas dengan mengurangi volume darah dan bengkak pada lapisan lender hidung dan sinur parasanal (Sweetman, 2009 : 1567).




DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howand C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : UI Press
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi Kelima.Jakarta : Depkes RI
Djide, natsir & Latifah Rahman. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Makassar : Lephas
Gunawan, Gan sulistia. 2012. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta : FKUI
Kimble, mary anne koda, dkk. 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, 9th Edition. London. Lippincott Williams & Wilkins
Lachman, Leon, dkk. 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI Press
Lukas, stephanus. 2011. Formulasi Steril Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug ReferenceThirty-sixth     edition.London:Pharmaceutical Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar